MASYARAKAT ADAT JAWA BARAT SEBAGAI BENTENG TERAKHIR KETAHANAN PANGAN

Authors

  • Neneng Nenih Universitas Bale Bandung

DOI:

https://doi.org/10.54099/jpma.v1i1.83

Keywords:

Masyarakat Adat, Jawa Barat, Ketahanan Pangan

Abstract

Setiap masyarakat adat atau suku memiliki tata cara makan yang berbeda berdasarkan kebiasaan yang dianut. Ketahanan pangan berkaitan dengan kondisi suatu negara untuk menjadi bergizi penuh. Tercermin dalam ketersediaan pangan yang cukup dengan individu, baik kuantitas dan kualitas, keamanan, variasi, nilai gizi, keadilan, keterjangkauan konsisten dengan agama, kepercayaan, dan budaya masyarakat dalam menjalani hidup yang sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Kegiatan mengenai Masyarakat Adat Sebagai Benteng Terakhir Ketahanan Pangan dilakukan dengan tujuan untuk memberikan edukasi bagi masyarakat adat Jawa Barat dalam menghadapi cuaca ekstrim, musim pancaroba, fenomena alam La-Nina serta banjir. Selain memberikan edukasi cara menghadapi cuaca / musim, diberikan pula edukasi program ketahanan pangan bagi masyarakat adat.

References

Undang-Undang No.18 Tahun 2012 Ketahanan Pangan Nasional. (2012). Retrieved from hukumonline.com

BKP. (2015). Badan Ketahanan Pangan : Ketahanan Pangan di Indonesia. Jakarta: Badan Ketahanan Pangan.

Dirhamsyah, T. (2019). Ketahanan Pangan. Yogyakarta: Plantasia.

Kusnandar, d. (2015). Membangun Kelembagaan Ketahanan Pangan Nasional. Suarakarta: Aryhaeko Sinergi Persada.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Downloads

Published

2022-02-13

How to Cite

Nenih, N. (2022). MASYARAKAT ADAT JAWA BARAT SEBAGAI BENTENG TERAKHIR KETAHANAN PANGAN. Jurnal Pengabdian Masyarakat Akademisi, 1(1), 24–33. https://doi.org/10.54099/jpma.v1i1.83

Issue

Section

Articles