Implementasi Augmented Reality dan Video Mapping untuk Penguatan Branding Museum Jenderal Soedirman
DOI:
https://doi.org/10.54099/jpma.v5i1.1681Keywords:
Augmented Reality, Video Mapping, Museum Jenderal Soedirman, Branding, Pemberdayaan MasyarakatAbstract
Museum Jenderal Soedirman menghadapi tantangan dalam mempertahankan relevansi bagi generasi muda akibat metode penyajian yang konvensional. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan memperkuat destination branding museum melalui penerapan teknologi Sensory Edutainment. Metode pelaksanaan meliputi kolaborasi penciptaan karya dan transfer pengetahuan. Mitra Ikatan Pelukis Banyumas (IPB) menyediakan 10 lukisan kanvas sebagai aset dasar, yang kemudian dikembangkan menjadi fitur Augmented Reality (AR) interaktif oleh tim pengabdian masyarakat (Abdimas). Tim Abdimas juga menciptakan konten Video Mapping pada tiga area strategis museum. Setelah infrastruktur teknologi siap, tim Abdimas memberikan pelatihan intensif kepada staf museum terkait operasional dan pemeliharaan. Puncak implementasi program bertajuk SOETALA dilaksanakan pada 11-15 November 2025. Hasil kegiatan menunjukkan keberhasilan transformasi visual museum yang signifikan. Sebanyak 90% staf kini terampil mengoperasikan teknologi seni, dan terbentuk unit usaha merchandise baru berbasis sablon. Dampak paling nyata terlihat pada lonjakan jumlah pengunjung sebesar 67% pada bulan November dibandingkan data awal bulan Mei. Kesimpulannya, sinergi antara seni manual dan teknologi digital yang disertai peningkatan kapasitas SDM terbukti efektif merevitalisasi citra museum sebagai destinasi wisata edukasi yang imersif.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Sarah Astiti, Gilang Ramadhan, Ratih Alifah Putri

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.













